drg.H. Asrul Sani,M.Kes memegang Produk Juwiter |
DINAS KESEHATAN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah NO.103 Tahun
2014 tentang pelayanan kesehatan tradisional serta Keputusan Mentri Kesehatan RI
No.1076/MENKES/SK/VII/2003 tentang Pengobatan tradisional maka Dinas Kesehatan
Lombok Timur mendorong masyarakat untuk membudidayakan Taman Obat Keluarga
(TOGA).
Taman Obat Keluarga. TOGA
“Budidaya Toga bisa dikembangkan menjadi Obat
tradisional yaitu obat-obatan yang diolah secara tradisional,
turun-temurun, berdasarkan resep nenek moyang, adat-istiadat, kepercayaan, atau
kebiasaan setempat,baik bersifat magic maupun pengetahuan
tradisional,” kata Siti Nauli, S.Farm,Apt, Kepala Seksi Kefarmasian, Makanan
dan Minuman.
Baca Juga :
Taman Obat Keluarga. TOGA
Baca Juga :
Cara Membuat Taman Obat Keluarga (Toga) di Sekolah
Sekolah Adiwiyata dan Sejarahnya
Taman Obat Keluarga. TOGA
Melalui pemanfaat Toga
masyarakat bisa membuat usaha yang merupakan upaya untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah dan mengatasi masalah/gangguan kesehatan
ringan secara mandiri oleh individu dalam keluarga, kelompok atau masyarakat.
“Manfaat Toga sangat besar,” lanjutnya. Taman Obat Keluarga. TOGA. Dikes Lotim. Juwiter. Asrul Sani
Senada, drg. H. Asrul Sani, M.Kes Kepala Dinas
Kesehatan Lombok Timur mendukung upaya jajarannya. Bahkan pihaknya menjelaskan manfaat
toga secara detail. Dari aspek kesehatan, hasil Toga dinilai bisa memelihara
dan meningkatkan daya tahan tubuh, selain mencegah adanya keluhan sakit atau
gangguan kesehatan ringan, mengatasi gangguan kesehatan ringan dan memulihkan
kesehatan.
Taman Obat Keluarga. TOGA. Dikes Lotim. Juwiter. Asrul Sa
Taman Obat Keluarga. TOGA. Dikes Lotim. Juwiter. Asrul Sa
Dari segi aspek sosial budaya, budidaya
Toga bisa melestarikan kearifan lokal atau tradisi leluhur serta memelihara dan
mempertahankan budaya masyarakat. Dari segi aspek Ekonomi, pengobatan
tradisional bisa menghemat biaya kesehatan dan meningkatkan pendapatan
masyarakat.
Taman Obat Keluarga. TOGA. Dikes Lotim. Juwiter. Asrul Sani
Taman Obat Keluarga. TOGA. Dikes Lotim. Juwiter. Asrul Sani
Selanjutnya dari segi aspek lingkungan,
jika Toga dibudidayakan, maka secara otomatis akan melestarikan jenis tanaman,
membuat penghijauan dan kerapihan serta keindahan. “Tanaman obat keluarga bisa
dikembangkan pada sebidang tanah di halaman, di pekarangan, atau di kebun,
kumpulan pot-pot bunga atau poly bag sehingga dapat memenuhi kebutuhan ramuan
obat di keluarga,”paparnya.
Taman Obat Keluarga. TOGA. Dikes Lotim. Juwiter. Asrul Sani
Taman Obat Keluarga. TOGA. Dikes Lotim. Juwiter. Asrul Sani
Prinsip pengembangan Toga ini, bisa terbentuk dengan kesadaran
dan keinginan sendiri. “Tidak ada paksaan dari siapapun tapi harus mempunyai
motivasi diri dan kebersamaan,” papar harapan Lombok Timur itu.
Taman Obat Keluarga. TOGA. Dikes Lotim. Juwiter. Asrul Sani
Taman Obat Keluarga. TOGA. Dikes Lotim. Juwiter. Asrul Sani
Dilanjutkannya, untuk pengembangan Toga, Dinas
Kesehatan Lombok Timur melalui seksi Kefarmasian, Makanan dan Minuman aktif
memberikan penyuluhan terkait perilaku saling berbagi pengetahuan dan kemampuan.
“Yang terpenting dalam Toga adalah tersedianya bahan dan peralatan yang
dibutuhkan. Orientasi terhadap kebutuhan masyarakat, dukungan kebijakan serta
dukungan petugas kesehatan yang terlatih dalam teknis asuhan mandiri terkait
Toga tersebut.”imbuhnya (mz)