Cara Mengelola Majalah Dinding, Lumayan, Mengurangi Sarjana Copy Paste (Skripsi)

Motivasi untuk Anak yang kreatif mengelola Mading
Sudah menjadi rahasia umum bahwa hasil sekolah 'banyak' yang skripsinya copy paste. Termasuk 😒. Mungkin g ya, karena pembinaan menulis yang sangat kurang?.

Enggak tau ah yang jelas artikel ini memiliki niat yang baik. Membiasakan anak berkompetensi . Agar - agar anak-anak di masa depan, bisa berkurang yang seperti πŸ˜’ (Wallahua'alam)

Tapi sebelumnya, kita bahas juga soal laporan fiktif, soal pembinaan untuk anak. Ditemukan, disekolah itu, 'katanya' ada kegiatan ekstrakurikuler Pramuka, tapi enggak pernah aktif, karena pelatihnya kecewa, pembinanya cuek.

Di posisi yang sama kepala sekolah dan pembina sama-sama belum paham kepramukaan. Berbulan-bulan, ada tanda tangan pelatih PMR, Pramuka, Drumband, dan pembinaan wadah berkreasi anak lainya. Namun semuanya hanya ada di atas kertas. 
Hasilnya kemudian, ketika ada kompetensi minat dan bakat siswa, yang diadakan oleh Kwarcab, KSR PMI, dan sebagainya. Pendaftarnya sangat minim. Sekolah mengatakan anggaran kita kurang untuk ikut serta. Gengsi mengatakan, "tidak ada kegiatan seperti itu disini". Padahal, sekolah swasta yang baru berdiri saja mampu.   

Kerjasama Tim Mading Ekskul Juwiter
Tentu tidak semua sekolah demikian. Tergantung siapa kepala sekolahnya. Oleh sebab itu, butuh peran serta masyarakat (PSM) dalam memantau tempat anak didik kita menuntut ilmu. Disisi yang sama, anak-anak memiliki hak untuk mengembangkan minat dan bakatnya.

Terkait Majalah Dinding, ini yang paling langka. Padahal Majalah Dinding adalah wadah untuk menampung minat dan bakat menulis, wadah untuk publikasi program sekolah, wadah untuk memotivasi anak saling memotivasi dan sebagainya.

Bagaimana mungkin sekolah enggan menyiapkan wadah menulis, padahal menulis adalah kebutuhan dasar untuk menyampaikan gagasan, untuk mencatat mata pelajaran, untuk menyusun skiripsi, dan kepentingan lainnya.

Cara Mengelola Majalah Dinding

Pengelolaan Majalah Dinding (Mading) akan berhasil apabila memiliki kepengurusan, fasilitas, rubrikasi dan kepedulian sekolah. Pihak Sekolah ditutut jangan apatis dalam menyiapkan wadah untuk menampung minat dan bakat siswa.

Untuk mengelola majalah dinding dibutuhkan menejemen yang baik, karena yang namanya media tentu membutuhkan isi yang berisi informasi.  Oleh sebab itu, motivator yang paling berperan dalam pengelolalan Mading adalah pemimpin sekolah.

Kepala Sekolah yang baik, pasti menetapkan guru khusus yang akan membina anak-anak mengelola Majalah Dinding. Tapi kepala sekolah yang buruk, dipastikan akan acuh tak acuh. Paling katanya soal anggaran.

Sekitar tahun 2004/2005 ketika penulis menjadi Ketua OSIS, majalah dinding kosong. Tak ada yang peduli dengan Mading. Jika bungkus permen dan sampah lainnya ditaruh di mading, maka tak ada yang peduli. Hingga muncullah inisiatif agar pengelolaannya berbeda.

Singkatnya. Berikut cara mengelola majalah dinding. 

1.    Menetapkan Struktur Organisasi
Keberadaan struktur organisasi mading tergantung dari kebutuhan pengelolaan mading itu sendiri. Selama ini ternyata, mading kurang efektif jika hanya dibebankan melalui salah satu devisi di OSIS. Kembali kepada cerita masalalu, Ketika Penulis menjadi Ketua OSIS (2004/2005). Pengelola Khusus Majalah Dinding ditetapkan dalam seksi pengembangan minat, bakat dan kreatifitas siswa.

Seiring waktu berjalan, untuk lebih fokusnya pemeliharaan Mading, maka ditetapkan seorang pemimpin umum /Ketua Organisasi dari Ekstrakurikuler Jurnalistik Pelajar. Manfaatnya, siswa bisa belajar menjadi pemimpin dan mengurus sesuatu di kemudian hari dalam perjalanan mengarungi kehidupan.

Ketua organisasi bertugas mengkoordinasikan kegiatan secara keseluruhan. Ditetapkan pula pengurus seperti Sekertaris, Bendahara dan bidang-bidang. Ini bertujuan untuk melatih siswa berorganisasi. Bagian keuangan/bendahara akan terlatih bagaimana mengatur keuangan terkait biaya operasional dan biaya penerbitan.

Bagian administrasi yang dibantu sekretaris berperan aktif dalam menggalang kreasi-kreasi siswa, termasuk mobilisasi surat menyurat terutama yang berhubungan dengan pihak luar seperti program diklat dan pelatihan wawancara untuk isi berita Majalah Dinding.

 Penting juga bagian sponsorship yang bertugas mencari pihak-pihak yang mau berkontribusi, menyumbangkan / sebagai donator kreatifitas siswa. Sekaligus mencari dukungan agar pihak-pihak lain bisa bangkit dari sikap apatis terhadap proses pengembangan diri siswa. Contoh yang bisa dilakukan adalah menggalang dana sponsor untuk iklan ucapan selamat dan sebagainya. Dengan menetapkan harga minimal jasa print-out atau untuk snack saat belajar berkarya.

Namun, semua ini tidak akan berjalan apabila hanya dikerjakan oleh siswa saja. Sama seperti ketika saya menjadi siswa, oleh sebab itu, harus bersuara agar nasib seperti ini tidak dialami generasi selanjutnya.

2. Menetapkan Rubrikasi Majalah Dinding

Khusus terkait rubrikasi Majalah Dinding penulis berpendapat menejemen ini jarang digunakan dalam pengelolaan Majalah Dinding. Kembali kepada masalalu, berdasarkan respon seorang mahasiswa yang melakukan penelitian khusus untuk kebutuhan Skripsi-nya, (Syamsul Hadi.2008) terkait Menejemen Rubrikasi dan Redaksi Majalah Dinding Siswa.

Dalam pada itu, hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa kegiatan Ekstrakurikuler Jurnalistik sebagai barometer kesuksesan mading, dikatakan mampu mengelola Majalah Dinding dengan baik melalui kerjasama dengan pengurus OSIS, bahkan pihak luar seperti praktisi media masa.

Tugasnya dan hikmah yang bisa diperoleh siswa, diantaranya bisa belajar bertanggungjawab langsung secara teknis terhadap proses penerbitan mading mulai dari penyusunan tema, penyusunan materi, pencarian bahan/berita sampai publikasi.

Dalam Manajemen redaksional penting menetapkan seorang pemimpin redaksi dan di bantu oleh bagian-bagian lain yang ada di bawahnya seperti redaktur pelaksana, redaktur, kepala biro,reporter dan nama-nama lain yang membantu proses pengembangan diri siswa.

3. Menetapkan Petugas dan Melatih siswa mengorganisir teamwork

Petugas dalam mading, bisa disebut Pemimpin Redaksi dalam Majalah Dinding adalah siswa yang bertanggungjawab penuh atas materi atau isi yang disajikan dalam Mading. 

Redaktur pelaksana bertugas mengkoordinasikan tugas-tugas yang menyangkut keredaksian kepada para redaktur. Redaktur bertugas memberikan instruksi kepada para reporter untuk melakukan peliputan atau pencarian berita atau informasi yang akan disajikan.

Setelah mendapat laporan atau bahan-bahan informasi dari reporter, tugas redaktur selanjutnya adalah melakukan proses editing naskah/tulisan serta melakukan rapat koordinasi untuk menentukan kelayakan naskah atau tulisan untuk diputuskan apakah tulisan tersebut layak untuk dipublikasikan atau tidak.

Kepala Biro, bisa bertindak langsung sebagai repoter yang langsung bertugas mencari berita atau bahan informasi untuk Majalah Dinding sesuai dengan instruksi redaktur atau atas kemauan sendiri.