SELANGIT UNGKAPAN RASA GIGIH AISYAH [SURGA]

Cerfik ini adalah karya Siswi Kelas IX SMP DH Padamara. Beliau bercita-cita menjadikan karya ini menjadi Novel. Mohon Do'a dan Motivasinya.

Semburat matahari pagi menyinari dunia yang penuh dengan liku-liku kehidupan,segala sesuatu berawal dari keingintahuan,semangat dan cita-cita.Kehidupan bukanlah sebuah beban melainkan sebuah permainan,permainan yang mudah di awali dan sulit untuk diakhiri.Kehidupan akan memiliki nilai apabila kita memaknainya dengan baiNamaku BAIQ AISYAH SHIDDIQAH.
Aku lahir di Jayapura Papua pada tanggal 17 September 2001.Aku tinggal di sebuah Desa yang bernama Desa Padamara,dilahirkan dari keluarga sederhana dan penuh kasih sayang.Dari kecil aku telah di besarkan dengan nilai-nilai agama,taat kepada orang tua,dan bersikap baik terhadap masyarakat.

Semua itu aku terima dari ajaran keluargaku terutama orangtuaku.Orang tuaku mendidikku agar menjadi peremouan mandiri,selain itu orang tuaku sangat ingin aku menempuh pendidikan yang tinggi agar kelak aku bisa membanggakan mereka,agar aku menjadi seperti orang yang mereka harapkan.

          Bapak sering memberikan contoh baik dalam sikap dan pandangan,itulah sebabnya bapak yang berpropesi sebagai “Pahlawan Tanpa Tanda Jasa”menumbuhkan angan-angan,cita-cita dalam diriku,hingga akhirnya “Aku Mempunyai Mimpi”.

          Jam berdetak dari waktu ke waktu menghabiskan setiap menit dan detik,tapi semuanya tak berjalan mulus,masalah demi masalah.Konflik batin dan sosial yang ada,membuatku semakin mengerti dan semakin belajar tentang nilai-nilai kehidupan,melaui pengalaman,semua itu berkat ajaran orangtuaku yang mampu  menjadikanku seorang perempuan mandiri.

Ayahku seorang guru di Sebuah SMA NEGERI dan Ibuku seorang Ibu rumah tangga yang keras dan tegas dalam mendidik anak-anaknya, agar kami, anak-anaknya bisa mandiri, bisa hemat dan agar kami kelak tidak selalu bergantung pada orang lain, itulah sebabnya aku harus bisa membanggakan mereka.

          Dengan susah payahnya Ayahku berjuang membanting tulang agar bisa menyekolahkan anak-anak mereka yang beliau sayangi, meski beliau harus berhutang demi kelanjutan sekolahku, beliau tetap semangat dan selalu barkata

 “Jadilah anak yang bisa membuat bapak bangga kelak,anak yang bisa membuat bapak menangis bahagia melihatmu sukses” itulah yang selalu beliau katakana kepadaku,setiap mengingat kata-kata itu aku meneteskan air mata dan tumbuh rasa ingin menjadi “YANG TERBAIK” agar bisa membanggakan beliau.

          Kini,angan-angan,mimpi it uterus tumbuh di hati,otak dan pikiranku.Untuk menjadikan mimpi itu nyata,aku harus tekun,aku harus gigih karena yang aku butuhkan ialah KEGIGIHAN mengejar cita-cita. Roda kehidupan terus berputar,berjalan dibawah perintah dan kuasa sang Perancang besar Bimasakti ini,membuat hari-hari terasa lebih baik karena bagiku itulah keadilan Tuhan,hingga kelak nanti aku percaya Tuhan akan memberikanku kebahagiaan pada waktunya.

          Inti dari goresan tintaku kali ini “Gantunglah anganmu setinggi mungkin dan raihlah itu dengan kegigihan,ketekunan dan selalu BERDOA,insyaallah,Tuhan akan membantu,karena tuhan pasti mendengar rintihan hambaNya. Hari terasa semakin dingin, rintik hujan mewarnai tempatku ini, sungguh, betapa indah karya cipta Tuhan, dengan begitu sempurna, menciptakan alam semesta yang tak empunyai jejak kekurangan sedikitpun.

Tuhan selalu adil menciptakan sesuatu, bahkan dengan adilnya menciptakan semua yg ada dibumi ini berpasang pasangan, entah itu makhluk, sifat ataupun bentuk. Jam telah menunjukkan pukul 03.40 AM,Aku bergegas keluar dari bilikk kecil yg kumiliki,pagi itu seakan sepi, anginpun tak menyapa kehadiranku dibalik pintu masuk, aku segera menuju kamar mandi, 20 menit telah berlalu aku mnghabiskan waktu itu utk mnyejukkan tubuhku,. Terasa sejuk tubuhku,aku bergegas menuju biiik dan memakai pakaian seragamku, yg telah robek,tapi tak pernah ku keluhkan,”Aku sangat bersyukur mempunyai baju ini”bisikku dalam hati.

      Aku langsung menuju halaman dan mengambil seikat sapu lidi, dan membersihkan halaman kecil itu, masih terasa sepi memang, waktu itulah yg paling membuatku bahagia, saat aku bercengkrama dengan makhluk2 Tuhan yg lain, sambil bernyanyi dan sepintas fikiran menyelimutiku “Andaikan aku dilahirkan dikeluargayg kaya, mungkin aku tak kan menjadi perempuan seperti ini,seharusnya aku harus bangga”
Tak terasa waktu telah menunjukkan pukul 04.45 AM, adzan shubuh mulai dikumandangkan, “panggilan Allah telah tiba” Aku bergegas mengambilair wudhu,,.Dirumahku memang telah disediakan ruangan khusus utk sholat berjamaah, karna saat ini bapak sedang tak sehat, aku berniat untuk sholat munfarid(sendiri),karna aku fikir, jika aku menunggu kakakku, akan tak ada waktu utk mencuci piring bekas makan malam, semalam.

Aku mengambil mukena pemberian bapak, sudah terlihat lusuh, tapi tetap bersih, dan suci karena aku rutin mencucinya,, Aku mulai berdiri tegak, meluruskan niat, doa demi doa kulantunkan kekhadirat-Nya,khusyuk mengampiriku, tak ada suara yg kudengar.

Bercengkrama dengan Tuhan memang waktu yg selalu kunanti, karena, ketenangan slalu kudapatkan. Kegelisahan, kemarahan, Kesedihan, hilang sekejap mata saat itu jua, salam telah kulantunkan dg merdunya.
Saat pengaduanku tiba... bisikku lirihh.. “Tuhan yg Maha Agung, Engkaulah pencipta langit dan bumi ini, sayangilah mereka(Orangtuaku) sebagaimana mereka mnyayangiku sewaktu kecil dulu, limpahkanlah anugerah kepada keluarga kami, berilah kami rezeki yg cukup.

Tingkatkanlah iman kami kepadaMu ya Allah,,,ya tuhan,, hanya engkaulah tempat kami mengadu, berikanlah aku ilmu yg mampu bermanfaat utk masyarakat,agam bangsa dan Negara, ilmu yg bisa mngangkat derajat keluargaku, ilmu yg bisa mnggiringku menuj jalan terbaikMu,, Tuhan tingkatkan semangatku utk berjuang mencapai cita2 yang kuinginkan, berikan jalan yg mudah bagiku,, Amin ya rabb..

Tiba2 terdengar suara dari bilik ibuku, “Aisha, sudah bangun” “iya bu” sahutku, tapi tak ada jawaban kembali, mungkin ibu baru selesai berwudhu.. Aku kedapur utk mngambil piring2 kotor yg akan kucuci,, Tak terasa pegal, karna aku biasa melakukannya.

Tuhan memberikanku keluarga yg begitu hangat, Dan Tuhan memberikan semua tantangan itu karna Tuhan sayang dan percaya padaku bahwa aku bisa melakukannya dengan baik.


Bersambung