Siswa mana sih mereka?
Arlinadi Putra, Vera Rahmi dan M. Satria Wadi adalah siswa SMPN 1 Montong Gading. Mereka bertiga ditemui disela - sela lomba classmeeting yang digelar sekolahnya. Mereka adalah siswa berprestasi yang sering mewakili sekolahnya untuk berbagai mata lomba. Khusus untuk Olimpiade Sains Nasional (OSN) mereka satu tim dalam
bidang Ilmu Pengetahuan Sosial yang mewakili Lombok Timur hingga tembus tinggat provinsi. “Kita sampai provinsi, tapi hasilnya belum kami tau kalau di provinsi,” tutur Arli.
Arli, Vera dan Satria di SMPN 1 Mt. Gading bukan teman sekelas, mereka juga tidak memiliki alamat yang sama. Dalam hal prestasi lain selain OSN mereka rata-rata pernah mewakili sekolahnya, meskipun dibidang yang berbeda. Arli contohnya, putra dari pasangan Ripai dan Riadah ini diikutkan dalam Lomba Cerdas Cermat se-Pulau Lombok, mewakili SMPN 1 Mt. Gading “Pernah Ikut Lomba Cerdas Cermat se-Pulau Lombok, Tapi hanya dapat juara IV, kami kalah di babak rebutan, sempat kesal sih, tapi mau bagaimana lagi,” tutur Arli.
Sedangkan Satria menuturkan, selain ikut OSN di bidang IPS, dirinya juga ikut di bidang olah raga yaitu tenis meja karena dalam tenis meja, Satria mendapatkan juara I di sekolahnya “Kalau tenis meja di sekolah, saya dapat juara satu” tutur Satria. Selain cerdas di bidang sains dan olah raga, Satria juga berprestasi dalam bidang Seni karena dirinya beserta pasukan drum bandnya pernah meraih Juara 1 tingkat kabupaten. “Saya ikut serta di lomba drum band dan dapat juara satu bersama teman-teman,” papar putra yang dillahirkan di Sukadana pada 16/01/2001 ini.
Vera Rahmi, satu lagi dari anggota tim OSN binaan SMPN 1 Montong Gading yang berhasil mewakili Lombok Timur meski baru sampai tingkat provinsi. Vera Rahmi adalah putri cantik dari pasangan Nasrudin dan Husnullaili. Siswi SMPN 1 Montong Gading yang dilahirkan pada 6 Januari 2001, selain cerdas di bidang akademik, berprestasi pula dalam pengembangan diri. Diceritakannya, bahwa pihaknya bersama timnya pernah meraih juara I dalam ekstrakurikuler Pramuka. Dalam tim pramuka itu, Vera mewakili lomba cerdas cermat bersama bidang lainnya yang giat dilombakan oleh oganisasi berlogo tunas kelapa ini.
Terkait metode belajar, mereka adalah generasi dari desa yang jauh dari pusat kabupaten bersama semangatnya yang patut dijadikan contoh oleh generasi lain. Banyak pula inspirasi yang bisa diperoleh dari Vera, Satria dan Arli, karena remaja seusia mereka sudah mampu mengutarakan berbagai pesan untuk teman sebaya mereka. Untuk metode belajar misalnya, Vera Rahmi mengatakan “Pagi-pagi pas selesai shalat subuh, saya belajar sebelum mempersiapkan buku yang mau dipelajari,” tutur Vera. Penjelasan guru ketika memberikan materi juga selalu diperhatikan Vera.
Bukan hanya di waktu shubuh, vera tidak pernah luput dari buku dan belajar, “pulang sekolah, selesai shalat dzuhur, saya makan dulu, baru saya belajar terus istirahat, biar kepala dan badan saya tidak capek” ungkapnya. Selesai Shalat Ashar, sebelum bermain dengan teman sebayanya, vera juga mengambil bukunya untuk belajar, sedangkan di waktu malam, diceritakannya waktu malam terutama Magrib digunakan untuk mengaji. Selesai Shalat Isya barulah vera kembali belajar sebelum terlelap bersama pangkuan malam. Apa menjadi budaya Vera dalam menyikapi dirinya sebagai pelajar, tidak terlepas dari motivasi orang tua, “dalam menggapai prestasi, orang tua saya sangat berperan,” tutur Vera. Terkait pesannya kepada teman sebayanya vera berpesan agar bisa menghindari pergaulan bebas.
Hal serupa disampaikan satu tim dalam sejarah mereka yang pernah mewakili Lombok Timur dalam OSN, yaitu M, Satria Wadi. Putra ganteng yang dilahirkan di desa Montong Betok ini berpesan agar teman-teman bisa memilah pergaulan, “saya berharap teman-teman dapat memilih dan memilah teman yang baik moral ataupun etikanya,”harap pemain drum band yang lahir pada akhir oktober di tahun 2000 itu. Lain lagi yang disampaikan Arlinadi Putra. Khusus untuk putra yang dilahirkan di Balik Papan (09/12/1999) ini berpesan agar jangan terlalu banyak pacaran, “buat kawan-kawan, banyak-banyak belajar, jangan terlalu banyak pacaran, kita juga harus berbhakti kepada orang tua, jangan mudah menyerah untuk meraih prestasi, jika gagal coba lagi, karena tanpa kegagalan, kita tidak akan pernah merasakan keberhasilan”urai Arli menjawab pertanyaan yang ditulisnya disebuah lembaran.