Kontemplasi Dua Tahun Alkhaer

Berpasang mata melihat, beragam hati menilai, semuanya kembali pada asfek prioritas dan isu strategis bersama hubungan erat penilaian antara apa dan siapa. Harus diakui bahwa apa yang selama ini diprogramkan menjadi tanggung jawab siapa yang memprogramkan dan apa yang diprogramkan semuanya sudah diatur dalam naungan payung aturan yang di sebut Undang-Undang (dalam berbagai devinisi.red) sebagai otoritas untuk mengatur, menganjurkan, menyediakan /mengangarkan (dana), untuk melaksanakan, memberikan, mendeklarasikan, bisa juga untuk membatasi sesuatu.

Dalam koridor undang-undang, berbagai pihak mengatakan apa yang diperjuangkan H.Moch Ali bin Dachlan dan H. Haerul Warisin (Alkhaer) sebagai pemimimpin daerah, sudah berjalan sesuai rel dan berbagai indikator sudah tercapai. Meski demikian, yang penting dibanggakan adalah gebrakan sang Pendobrak yang acapkali enggan mengikuti aturan, apalagi itu membuat rumit urusan mempercepat keberhasilan yang dirasakan mayoritas rakyat bukan golongan tertentu atau minoritas, utamanya dalam Rancangan Program Jangka Menengah (RPJM) oleh Alkhaer sebagai pimpinan terpilih.

Sebut saja diantaranya gebrakan menantang yang berani mempersilahkan investor menunjukan keseriusan dengan 25 Miliar Rupiah. Dalam kontemplasi mikro gebrakan ini tentu saja tidak terasa oleh wong cilik, dan juga objek golongan minoritas yang syarat kepentingan, namun untuk kontemplasi jangka panjang dan kebutuhan publik maka langkah itu sangat dibutuhkan; walau belum terinci dalam undang-undang dan terkesan kontroversi, unik dan menantang.

Mesti dikotemplasi juga upaya Alkhaer dalam memenuhi kebutuhan untuk ruh perputaran ekonomi bersama fungsi Lembaga Keuangan (Finansial) yang mendukung optimalnya pelayanan di berbagai bidang, upaya ini dalam sebuah kontemplasi bisa dilihat melalui penambahan modal dan gerakan memacu laju daya saing daerah untuk kinerja, kerja, kerja dan kerja oleh munculnya atau bangkitnya kembali perusahaan daerah seperti PT. Selaparang Finansial, PD. Agro Selaparang, PT. Energi Selaparang  dan perusahaan daerah lainnya.

Namun tetap semua itu butuh kejernihan penilaian, bukan sebatas refleksi kerja, melainkan penting melirik kebutuhan kotemplasi agar semua rakyat mampu menatap masa dan berupaya menghindari idealisme bodong atau omdong. Kontemplasi lainnya, pembangunan Dermaga Labuan Haji, Revitalisasi pasar rakyat, pengawasan program pusat tepat waktu, tepan sasaran; program pengentasan kemiskinan yang langsung bersentuhan dengan rakyat miskin, pengakomodiran potensi dan bakat terpendam, dan sebagainya.

Semuanya meski sudah sering dibicarakan namun lebih penting diulang agar/supaya tidak ada yang terlambat bekerja karena faktor sakit hati dan kesenjangan yang merusak objektivitas pemikiran dan pengaruhnya tentu kepada tidak terlihatnya upaya Dasa Karya Darma yang dulu pernah terungkap menjadi cita-cita Alkhaer. Kembali kepada semuanya, bahwa benar apa yang disampaikan Bupati ; Tidak semua orang suka, tidak semua orang senang ya!. Jangan terlalu banyak berdiskusi, bekerjalah dengan cepat, nanti anggaran dan waktu Anda habis untuk berdiskusi.

Pelayanan adalah wajah pemerintahan. Pekerjaan Anda lamban ya. Pekerjaan Anda tidak sesuai dengan perkataan Anda. Berhentilah membuat program dengan kata-kata, tapi mulailah bekerja dengan tindakan. Pekerjaan PKK masih jauh lebih baik dari pekerjaan PU adalah beberapa kalimat yang selalu terngiang karena sering disampaikan Bupati Lombok Timur.

Merupakan Petikan kalimat seorang pemimpin yang menuntun dan menuntut semua berpacu dalam upaya untuk kerja, kerja, dan kerja. Tuntunan kontemplasi untuk berfikir dan tuntutan refleksi dalam bekerja karena kembali kepada apa yang disampaikan sekaligus sebagai pesan Bupati bahwa Pejabat dan Rakyat hanya sebutannya saja yang berbeda. Bahkan dengan tegas dikatakan bahwa pejabat adalah panjak rakyat.

Tidak ada yang perlu disanjung, tidak ada yang boleh haus penghormatan, lebih baik memberikan kritik tapi jangan memberi kritik jika tidak bisa melakukan tindakan/upaya bersama memacu kesejahteraan dalam bingkai persatuan dan kesatuan yang berlandaskan Iman dan Taqwa.

Karena kriktik juga bagian dari upaya transpransi pembangunan sesuai visi dan misi jajaran pemerintah daerah Lombok Timur. Baik dalam angka yang harus setara dengan data dan juga rasa. Terkait juga pada pelaksanaan program oleh pemegang kebijakan yang harus sesuai antara rancangan dan pelaksanaan. Sisi lain yang tidak kalah pentingnya untuk Kontemplasi dua tahun Alkhaer adalah penempatan pejabat yang kompeten, inovatif dan jauh dari pribadi apatis.